Merapi Semburkan Awan Panas

Aktivitas Gunung Merapi belum usai. Pacsa erupsi besar pada hari Jumat (5/11/2010) dinihari yang menewaskan puluhan orang. Merapi hari ini Sabtu (6/11/2010) kembali beraktivitas dengan menyemburkan awan panas ke atas ratusan meter.

Lava Pijar Merapi dari Arah Magelang




Guguran lava pijar gunung Merapi sejak erupsi besar pada hari Kamis (4/11/2010) sebagian besar mengarah ke sektor barat dan barat daya. Akibatnya wilayah Kabupaten Magelang terancam awan panas.




Guguran lava pijar yang mengarah ke barat dan barat daya Merapi mengancam wilayah Kabupaten Magelang sehingga jarak 15 kilometer dari puncak juga harus dikosongkan.
Kubah lava yang berada di lereng barat dan barat daya Merapi saat ini juga mulai berguguran membentuk lava pijar dengan suhu di atas 600 derajat celcius.
Guguran lava pijar dapat terlihat dari bukit Ketep Sawangan Magelang yang berada di kaki Gunung Merbabu.

66 Korban Dirawat di RS Sardjito, Sebagian Besar Luka Sangat Parah

 - Korban luka bakar yang kini dirawat di RS Sardjito, Jl Kesehatan, Sleman, DI Yogyakarta, mencapai 66 orang. Sebagian besar korban mengalami luka yang sangat parah. Satu bocah berusia sekitar 5 tahun kondisinya semakin lemah.

"Anak kecil mengalami luka bakar di hampir semua tubuhnya, kondisinya makin lemah," kata Kasubag Hukum RS Sardjito, Endita, saat berbincang dengan detikcom, Jumat (5/11/2010) pukul 10.00 WIB.

Endita mengatakan, selain luka bakar, pasien yang kini dirawat itu juga mengalami sesak nafas karena abu vulkanik yang terhirup dan masuk ke paru-paru. Kondisi itu bisa menyebabkan fatal.

"Itu kan bahaya, kalau masuk ke paru-paru, itu semacam racun," kata Endita.

Korban tewas yang kini jenazahnya berada di RS Sardjito mencapai 49 orang. Diperkirakan, jumlah korban tewas masih bertambah karena hingga saat ini Tim SAR masih melakukan evakuasi.

Sebelumnya diberitakan, letusan Merapi kali ini lebih besar dari 26 Oktober lalu, bahkan terhebat sepanjang seabad. Luncuran awan panas kali ini jauh lebih panjang dari sebelumnya. Daerah bahaya diperluas dari 15 km menjadi 20 km. Pengungsi merangsek mendekati pusat kota Yogya.

Satu Jenazah Lagi Tiba di RS Sardjito, Korban Tewas Jadi 49 Orang

Sleman - Jenazah korban letusan Gunung Merapi yang masuk ke kamar forensik RS Sardjito bertambah satu orang. Hingga pukul 10.00 WIB, jumlah jenazah yang masuk bertambah menjadi 49 orang.

Pantauan detikcom langsung dari RS Sardjito, kondisi korban yang baru masuk ini berjenis kelamin perempuan yang bernama ibu Parwiro Suharto (65). Parwiro ditemukan oleh putranya yang bernama Budi Purwanto di teras depan rumah mereka, yang berada Desa Wonokreso, Agromulyo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta.

"Sebelum kejadian, terakhir posisi ibu saya sedang berada di depan rumah. Saat kejadian saya tidak mengetahui bagaimana yang jelas kita sudah menemukan ibu tewas, dan memang kondisi rumah kita juga terbakar," kata Budi mencerita kronologis saat ia menemukan ibunya kepada wartawan di RS Sardjito, Jumat (5/11/2010).

Kondisi Ibu Parwiro juga dalam keadaan yang mengenaskan. Menurut Budi, ibunya juga dalam kondisi gosong. 

"Karena kondisinya sudah mengenaskan itu, kita minta bantuan dari tim evakuasi," ujarnya.

Hingga kini tim evakuasi masih mencari para korban yang masih berada di dusun-dusun yang terkena awan panas. Kemungkinan korban masih bertambah. Saat ini kamar forensik RS Sardjito masih terlihat hiruk pikuk oleh petugas tim evakuasi. 

Ini merupakan gelombang korban tewas pertama setelah gelombang pertama pada 26-27 Oktober. Kala itu korban tewas mencapai 37 orang.

Yogya Diguyur Hujan Abu dan Hujan material

Yogyakarta dan sekitarnya hari ini Jumat (5/11/2010) kembali diguyur hujan abu pekat. Hal ini disebabkan oleh abu vulkanik yang turun saat Gunung Merapi kembali bererupsi yang mengarah ke sektor selatan, barat daya dan barat.

Stadion Maguwoharjo,jadi pusat pengungsian.

Pengungsi Merapi di Kecamatan Pakem, Cangkringan, dan Turi dievakuasi ke Stadion Maguwoharjo, Sleman. Saat tiba di posko pengungsian yang baru ini, tubuh pengungsi dan kendaraan yang membawa mereka penuh dengan abu.

Evakuasi Besar-besaran Pengungsi Merapi

Pengungsi Merapi di Kecamatan Pakem, Cangkringan, dan Turi dievakuasi, Jumat (5/11/2010) dini hari karena kondisi Merapi yang makin gawat. Sebagian besar di antara mereka diungsikan ke Stadion Maguwoharjo, Sleman.

Gunung Merapi Terus Bergemuruh

Suara gemuruh terus terdengar dari lereng Gunung Merapi di perbatasan Magelang-Yogyakarta. Gemuruh tersebut diduga berasal dari guguran material dan lahar dingin Merapi.

Pantauan detikcom di Kaliurang, Yogyakarta, Kamis (4/11/2010), suara gemuruh terdengar sejak sore tadi. Suara gemuruh tersebut terdengar diselingi petir, gerimis, dan hujan abu. Suara gemuruh tersebut masih terdengar hingga pukul 23.00 WIB.

"Itu campuran mas, ada gluduk (petir) juga ada guguran lahar dingin. Kalau orang Gunung Merapi sudah biasa memang seperti itu. Kalau njenengan (anda)lebih dekat memang agak kerasa getaran sedikit," terang Sadikin, warga Kaliurang, Sleman, Yogyakarta, Kamis (4/11/2010).

Camat Pakem, Budiharjo, membenarkan hal tersebut. Menurutnya, suara gemuruh tersebut terus terjadi sampai aktivitas merapi menurun.

"Itu dari atas masih ada material lahar dingin yang turun," terang Budi yang sedang meninjau lokasi pengungsian ini.

Sebelumnya diberitakan sejumlah warga Magelang mengaku merasakan getaran keras berulang-ulang. Warga menduga getaran tersebut berasal dari gemuruh merapi yang terus mengeluarkan material vulkaniknya.

Kondisi puncak merapi saat ini tak terlihat karena tertutup kabut tebal. Namun demikian hujan abu mulai berhenti, atap-atap rumah dan pepohonan tampak tertutup abu hingga berwarna putih.

Mesin Terbakar, Qantas Mendarat Darurat

Qantas Berasap di Batam Angkut Lebih 500 Penumpang

Jakarta - Pesawat milik Australia, Qantas, yang berasap dan 'mencecerkan' komponennya dari atas Batam, bertipe Airbus 380. Menurut kantor berita Reuters, pesawat bernomor QF32 itu membawa penumpang lebih 500 orang.

Pesawat itu mengambil rute Singapura ke Sydney, Australia, Kamis (4/102/2010). Sejumlah saksi mata menyatakan, pesawat terlihat berasap di langit Batam. Lalu terdengar ledakan. Sejumlah komponen pesawat lalu berjatuhan, antara lain di dekat Bandara Hang Nadim dan pusat industri Batam Center.

"Yang jatuh entah mesinnya atau kulit pesawat," ujar Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Herry Bakti. Belum diketahui bagaimana proses pendaratan pesawat itu saat kembali ke Singapura.


Pesawat Qantas yang dilaporkan meledak di udara dan menjatuhkan serpihannya di atas Batam ternyata mengalami masalah pada salah satu mesinnya.

Pesawat berjenis Airbus A380 itu harus kembali ke Bandara Changi, Singapura, setelah pilot terpaksa mematikan salah satu dari empat mesin pesawat. Demikian disampaikan juru bicara Qantas seperti dilansir harian Sydney Morning Herald, Kamis (4/11/2010).

Pesawat asal Singapura dengan nomor penerbangan QF32 tersebut bertujuan ke Sydney, Australia. Juru bicara Qantas mengatakan, masalah bersumber pada mesin nomor dua. Namun dia mengaku tidak tahu mengapa pilot terpaksa mematikan salah satu mesin pesawat.

"Qantas dengan nomor penerbangan QF32 tengah dalam perjalanan dari Singapura menuju Sydney, mesin nomor dua telah mati, jadi sebagai langkah pencegahan kami membawanya kembali ke Singapura," kata juru bicara Qantas.

Insiden ini menimbulkan rumor yang tersebar luas di situs mikro-blogging Twitter bahwa pesawat tersebut telah jatuh. Namun ditegaskan Qantas, rumor itu sangat tidak akurat.

Sebelumnya, pesawat Qantas itu terlihat berasap di langit Batam. Lalu terdengar ledakan. Sejumlah onderdil pesawat juga berjatuhan. Pesawat yang berangkat dari Singapura itu kini telah kembali (return to base) ke Singapura.

Sementara, masyarakat di Batam, ramai-ramai menonton serpihan pesawat Qantas rute Singapura-Australia yang jatuh di Batam Center. Mereka penasaran dengan insiden yang terjadi sekitar pukul 09.30 WIB tersebut.

Merapi Pagi ini.

Lava Pijar Merapi

Gunung Merapi mengeluarkan lava pijar pada Selasa (2/11/2010) pukul 23.00 WIB. Lava pijar merupakan material Merapi yang keluar dari kubah lava dengan suhu diatas 500 derejat celcius.

Jangan Percaya Pertanda Awan 'Petruk'!

- Gambar awan mirip Petruk di atas Merapi memunculkan penafsiran mistik bahwa itu pertanda bahaya. Sebagaimana ilmuwan pada umumnya, Kepala Pusat Mitigasi Bencana dan Vulkanologi Kementerian ESDM Dr Surono berpendapat awan Petruk bukan pertanda apa pun.

"Jangan percaya tanda Petruk itu bahaya," kata Surono saat dihubungi detikcom, Selasa (2/10/2010).

Dia khawatir masyarakat justru akan menanggapi yang tidak-tidak terhadap mitos seperti itu, padahal awan mirip Petruk itu hanya biasa saja, tidak ada efek apa pun.

"Masyarakat jangan terpengaruh," sarannya.

Dari catatan Surono, kondisi Merapi kini sudah mulai tenang. Gempa sejak Senin kemarin sudah mulai menurun. "Hari ini saja tidak ada gempa," ujar pria berkacamata ini.

Biasanya, kalau gempa meningkat akan berefek pada munculnya ledakan. Untuk kondisi Merapi yang mesti diwaspadai yakni awan panas.

"Gempanya menurun, tetapi awan panas beruntun keluar. Jadi kalau tekanan dari dalam masih ada, ya jadi mudah keluar," katanya.

Suswanto (40), warga Srumbung, Magelang, mengabadikan awan yang berbentuk Petruk dengan bidikan kamera ponselnya pada Senin 25 Oktober selepas subuh. Sebagian sesepuh di desa tersebut mengartikan itu sebagai tanda bahwa akan ada letusan Merapi yang besar. Kepala Mbah Petruk yang menghadap ke selatan artinya musibah akan terjadi di Yogyakarta dan sekitarnya.

Sedangkan Ponimin yang disebut-sebut menjadi pengganti Mbah Maridjan sebagai juru kunci Merapi menyatakan bahwa sosok mirip Petruk itu merupakan salah satu penunggu Merapi. Menurutnya, hidung Petruk yang menghadap Yogyakarta mengandung arti Merapi mengincar Yogyakarta. Dia beralasan, di Yogya banyak orang-orang tidak baik karena itulah menjadi incaran Merapi. Para penunggu Merapi marah dengan kondisi masyarakat.

Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Subandriyo menilai asap berbentuk Petruk itu tidak ada arti apa-apa. "Asap seperti itu bisa berbentuk apa saja. Kalau ada yang mengatakan itu pertanda akan ada letusan yang lebih besar saya rasa itu hanya mitos saja," ujar Subandriyo.

Subandriyo menuturkan, bentuk-bentuk seperti itu (mirip Petruk) memang bisa terjadi akibat adanya kombinasi bayangan. Seperti pada letusan Merapi pada tahun lalu, asap letusan juga pernah menyerupai patung manusia.

Wedhus Gembel Merapi Kembali Turun

Warga Desa Balerante Kecamatan Kemalang Klaten menyaksikan luncuran awan panas yang muncul hari ini dari pinggir Kali Woro.
Luncuran awan panas yang menyerupai wedhus gembel dengan jarak luncur sekitar 2 km masuk ke hulu Kali Gendol pada pukul 05.25 WIB.

MYHTOLOGI GUNUNG MERAPI

Untuk memahami mitologi Gunung Merapi tidak bisa terlepas dari filosofi Kota Yogyakarta dengan karaton sebagai pancernya. Kota ini terbelah oleh sumbu imajiner yang menghubungkan Laut Kidul, Parangkusumo - Panggung Krapyak - Karaton - Tugu Pal Putih dan Gunung Merapi. Secara filosofis hal ini dibagi menjadi dua aspek, yaitu Jagat Alit dan Jagat Ageng.
Jagat alit, yang mengurai proses awal-akhir hidup dan kehidupan manusia dengan segala perilaku yang lurus sehingga terpahaminya hakekat hidup dan kehidupan manusia, digambarkan dengan planologi Kota Yogyakarta sebagai Kota Raja pada waktu itu. Planologi kota ini membujur dari selatan ke utara berawal dari Panggung Krapyak, berakhir di Tugu Pal Putih. Hal ini menekankan hubungan timbal balik antara Sang Pencipta dan manusia sebagai ciptaannnya (Sangkan Paraning dumadi).
Dalam perjalanan hidupnya manusia tergoda oleh berbagai macam kenikmatan duniawi. Godaan tersebut dapat berupa wanita dan harta yang digambarkan dalam bentuk pasar Beringharjo. Adapun godaan akan kekuasaan digambarkan oleh komplek Kepatihan yang kesemuanya berada pada sisi kanan pada jalan lurus antara kraton dan Tugu Pal Putih, sebagai lambang manusia yang dekat dengan pencipta-Nya (Manunggalaing Kawula Gusti).
Jagat Ageng, yang mengurai tentang hidup dan kehidupan masyarakat, di mana sang pemimpin masyarakat siapapaun dia senantiasa harus menjadikan hati nurani rakyat sebagai isteri pertama dan utamanya guna mewujudkan kesejahteraan lahir bathin bagi masyarakat dilandasi dengan keteguhan dan kepercayaan bahwa hanya satu pencipta yang Maha Besar. Jagat Ageng ini digambarkan dengan garis imajiner dari Parangkusuma di Laut selatan - Karaton Yogyakarta - Gunung Merapi. Hal ini lebih menekankan hubungan antara manusia yang hidup di dunia dimana seorang manusia harus memahami terlebih dahulu hakekat hidup dan kehidupannya sehingga mampu mencapai kesempurnaan hidup (Manungggaling Kawula Gusti).
Gunung Merapi menduduki posisi penting dalam mitologi Jawa, diyakini sebagai pusat kerajaan mahluk halus, sebagai "swarga pangrantunan", dalam alur perjalanan hidup yang digambarkan dengan sumbu imajiner dan garis spiritual kelanggengan yang menghubungkan Laut Kidul - Panggung krapyak - Karaton Yogyakarta - Tugu Pal Putih - Gunung Merapi. Simbol ini mempunyai makna tentang proses kehidupan manusia mulai dari lahir sampai menghadap kepada sang Maha Pencipta.
Menurut foklor yang diceritakan oleh Juru Kunci Merapi yang bernama R. Ng. Surakso Hargo atau sering disebut mbah Marijan disebutkan bahwa konon Karaton Merapi ini dikuasai oleh Empu Rama dan Empu Permadi. Dahulu sebelum kehidupan manusia, keadaan dunia miring tidak stabil. Batara Guru memerintahkan kepada kedua Empu untuk membuat keris, sebagai pusaka tanah Jawa agar dunia stabil. Namun belum selesai keburu mengutus para Dewa untuk memindahkan G. Jamurdipa yang semula berada di Laut Selatan ke Pulau Jawa bagian tengah, utara Kota Yogyakarta (sekarang) dimana kedua Empu tersebut sedang mengerjakan tugasnya. Karena bersikeras berpegang pada "Sabda Pendhita Ratu" (satunya kata dan perbuatan) serta tidak mau memindahkan kegiatannya, maka terjadilah perang antara para Dewa dengan kedua Empu tadi yang akhirnya dimenangkan oleh kedua Empu tersebut.
Mendengar kekalahan para Dewa, Batara Guru memerintahkan Batara Bayu untuk menghukum keduanya dengan meniup G. Jamurdipa sehingga terbang diterpa angin besar ke arah utara dan jatuh tepat diatas perapian dan mengubur mati Empu Rama dan Permadi. Namun sebenarnya dia tidak mati hanya berubah menjadi ujud yang lain dan akhirnya menguasai Kraton makhluk halus di tempat itu. Sejak itu arwahnya dipercaya untuk memimpin kerajaan di Gunung Merapi tersebut. Masyarakat Karaton Merapi adalah komunitas arwah mereka yang tatkala hidup didunia melakukan amal yang baik. Bagi mereka yang selalu melakukan amalan yang jelek arwahnya tidak bisa diterima dalam komunitas mahluk halus Karaton Merapi, biasanya terus nglambrang kemana-mana lalu hinggap di batu besar, jembatan, jurang dsb menjadi penunggu tempat tersebut.
Menurut cerita rakyat yang lain, konon pada masa kerajaan Mataram tepatnya pada pemerintahan Panembahan Senopati Pendiri Dinasti Mataram (1575-1601). Panembahan Senopati mempunyai kekasih yang bernama Kanjeng Ratu Kidul, Penguasa Laut Selatan. Ketika keduanya sedang memadu kasih dia diberi sebutir "endhog jagad" (telur dunia) untuk dimakan. Namun dinasehati oleh Ki Juru Mertani agar endog jagad tersebut jangan dimakan tapi diberikan saja kepada Ki Juru Taman. Setelah memakannya ternyata Juru Taman berubah menjadi raksasa, dengan wajah yang mengerikan. Kemudian Panembahan Senopati memerintahkan kepada si raksasa agar pergi ke G. Merapi dan diangkat menjadi Patih Karaton Merapi, dengan sebutan Kyai Sapujagad. Sebagai perwujudan kepercayaan Karaton Mataram terhadap keberadaan sekutu mistisnya yaitu Karaton Kidul (di Samodera Indonesia) dan Karaton Merapi ini, maka diselenggarakan prosesi Labuhan.
Labuhan berasal dari kata labuh yang artinya persembahan. Upacara adat karaton Mataram (Yogyakarta dan Surakarta) ini sebagai perwujudan doa persembahan kepada Tuhan YME agar karaton dan rakyatnya selalu diberi keselamatan dan kemakmuran. Labuhan biasanya diselenggarakan di beberapa tempat antara lain di : G. Merapi, Pantai Parangkusumo, G. Lawu dan Kahyangan Dlepih. Biasanya dilaksanakan untuk memulai suatu upacara besar tertentu seperti Tingalan Jumenengan. Barang-barang milik raja yang dilabuh antara lain : Semekan solok, semekan, kain cinde, lorodan layon sekar, guntingan rikmo, dan kenoko selama setahun, seperangkat busana sultan dan kuluk kanigoro.
Disamping labuhan ada beberapa upacara selamatan yang lain yang dilakukan oleh masyarakat setempat, seperti : Sedekah Gunung, Selamatan Ternak, Selamatan Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon, Selamatan Mencari Orang Hilang, Selamatan Orang Kesurupan, Selamatan Sekul Bali, Selamatan Mengambil Jenazah, Selamatan Menghadapi Bahaya Merapi, dll. Dua diantaranya ditunjukkan oleh Upacara Becekan dan Upacara Banjir Lahar berikut ini.
Upacara Becekan, disebut juga Dandan Kali atau Memetri Kali yang berarti memelihara atau memperbaiki lingkungan sungai, berupa upacara meminta hujan pada musim kemarau yang berlangsung di Kalurahan Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Air sungai sangat penting bagi penduduk setempat untuk keperluan pertanian. Konon sesudah diadakan upacara biasanya segera turun hujan sehingga tanah menjadi becek maka lalu disebut becekan. Becek diartikan juga sebagai sesaji berujud daging kambing yang dimasak gulai. Dusun yang melaksanakan upacara ini antara lain : Dusun Pagerjurang, Dusun Kepuh dan Dusun Manggong.
Penyelenggaraannya dibagi menjadi beberapa tahap: Pertama, memetri sumur di Dusun Kepuh (di kawasan itu hanya dusun ini yang memiliki sumur); Kedua, Upacara Becekan dilakukan di tengah-tengah Sungai Gendol; Ketiga upacara khusus di masing-masing dusun. Upacara ini dimaksudkan untuk berdoa memohon hujan kepada Tuhan YME agar tanah menjadi subur, sehingga warga menjadi sehat, aman, selamat dan sejahtera. Waktu penyelenggaraan, menggunakan pranotomongso yaitu pada mongso kapat dan harinya Jumat Kliwon, jika pada mongso kapat tidak terdapat Jumat Kliwon diundur pada mongso kalimo, sebab hari itu dianggap keramat. Upacara ini dipimpin oleh seorang modin dan diikuti oleh warga ketiga dusun. Perlu diketahui bahwa seluruh rangkaian acara ini harus dilakukan/diikuti oleh kaum laki-laki dan sesaji, sama sekali tidak boleh disentuh oleh wanita serta kambing jantan untuk sesaji .
Upacara Banjir Lahar, tradisi penduduk sekitar gunung berapi, khususnya dalam menanggapi bencana lahar. Salah satunya bisa disaksikan di Dusun Tambakan, Desa Sindumartani, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, sebagai salah satu desa yang sering dilewati bencana lahar (dingin atau panas) dari Gunung Merapi.
Upacara ini berupa doa mohon keselamatan dan perlindungan kepada Tuhan YME bagi segenap penduduk agar terhindar dari marabahaya, disertai dengan peletakan sesaji berupa kelapa muda di sungai yang diperkirakan akan dilewati lahar. Hal ini dilakukan bila telah melihat tanda-tanda alam akan datangnya bencana lahar yang telah mereka kenal secara turun temurun.
Penduduk yang bermukim di tepi sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi kadang mendengar suara-suara aneh di malam hari, misalnya gemerincing suara kereta kencana yang lewat. Konon merupakan pertanda bahwa Karaton Merapi sedang mengirimkan rombongan dalam rangka hajat untuk mengawinkan kerabatnya dengan salah satu penghuni Karaton Laut Kidul. Hal itu ditafsirkan sebagai pertanda mistis bahwa sebentar lagi akan terjadi banjir lahar yang akan melalui sungai itu, sehingga bagi mereka yang tahu akan segera membuat langkah-langkah pengamanan dan penyelamatan.
tujuan dari penyelenggaraan berbagai prosesi selamatan tersebut konon adalah untuk berdoa memohon keselamatan dan kelimpahan rejeki kepada Tuhan YME serta memberi sedekah kepada makhluk halus penghuni Merapi agar tidak mengganggu penduduk, damai dan terbebas dari marabahaya, sehingga tercipta satu harmoni antara manusia dan lingkungan alam. Apabila perilaku manusia negatif maka maka alampun akan negatif pula.
Konsep keseimbangan yang menjadi kearifan penduduk sekitar Gunung Merapi merupakan implementasi dari nilai-nilai yang mereka percaya bahwa para penghuni akan murka ketika menyimpang dari kaidah-kaidah alam yang benar dan seimbang. Letak harmoninya tidak saja terletak pada sesaji yang disediakan namun pada perilaku yang selalu diusahakan untuk tidak nyebal (menyimpang) dari kaedah-kaedah keseimbangan alam, yang selalu selaras serasi dan seimbang untuk menjaga keutuhan ekosistem.

Wedhus Gembel Merapi Turun Lagi

Letusan Merapi pukul 10.05 WIB.


Letusan Merapi Dirasa Warga Terbesar, Awan Panas Bergulung-gulung

Wedhus Gembel Ngamuk Lagi, Pengungsi Diimbau Tidak Panik

Awan Panas Menyembur Lagi, Warga Panik Berduyun-duyun Turun ke Bawah

Gunung Merapi kembali mengeluarkan semburan awan panasnya. Warga di sekitar Desa Hargobinangun, Pakem, Sleman, DIY pun panik. Mereka berduyun-duyun turun ke arah bawah.

Pantauan detikcom di lokasi, Senin (1/11/2010), pukul 10.10 WIB tiba-tiba Gunung Merapi mengeluarkan suara ledakan kecil. Tak lama keluar awan panas berwarna keabu-abuan yang cukup besar dan banyak. Warga yang melihat itu pun langsung panik.



Awan panas ini tampak lebih besar dari yang sudah-sudah. Bahkan kelihatan dari jauh kalau awan panas lebih besar daripada Gunung Merapi sendiri.

Sebagian warga ada yang menaiki motor. Sebagian warga lainnya berlari-lari sambil berteriak dan menangis. "Cepat..cepat," teriak warga menyuruh warga lainnya berlari.

Namun petugas kepolisian dan TNI yang terus berjaga di sekitar Jalan Kaliurang meminta warga agar tidak panik dan berjalan perlahan-lahan agar tidak jatuh. Jalan Kaliurang yang menuju ke atas sudah ditutup oleh petugas.