Tepat Keputusan Presiden Yudhoyono Segera Pulang

- Pengamat hukum internasional Universitas Nusa Cendana Kupang, Wilhelmus Wetan Songa SH.MHum menilai keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membatalkan sejumlah agenda di Hanoi, Vietnam, dan kembali ke Tanah Air adalah tepat. "Keputusan yang tepat karena kondisi dalam negeri sedang diguncang bencana gempa bumi disusul dengan tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat serta letusan gunung merapi di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta," katanya di Kupang, Rabu.
Dosen Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana Kupang ini mengatakan keputusan Kepala Negara tersebut mencerminkan kepemimpinan yang mengayomi dan melindungi masyarakat yang saat ini ditimpa bencana, ketimbang urusan luar negeri yang dapat diwakilkan kepada para pembantunya.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membatalkan sejumlah agenda kerja di Hanoi, Vietnam, dan memutuskan kembali ke Tanah Air untuk memantau langsung penanganan dampak bencana gempa dan tsunami di Mentawai serta Gunung Merapi di Yogyakarta.
"Presiden mengambil keputusan kembali ke Tanah Air lebih awal dari waktu yang dijadwalkan kembali ke Tanah Air pada 31 Oktober 2010," kata Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi dalam keterangannya kepada wartawan di Hanoi, Vietnam, Rabu.
Sebelumnya Selasa, petang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama rombongan, tiba di Hanoi, Vietnam, untuk melakukan kunjungan kenegaraan dan mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi ke-17 ASEAN, sekaligus memenuhi undangan Presiden Vietnam Nguyen Minh Triet dalam rangka peringatan 55 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Vietnam, 30 Desember 2010.
Kunjungan kenegaraan itu akan difokuskan pada upaya peningkatan kerja sama di bidang politik, hukum dan keamanan, ekonomi dan pembangunan, serta sosial budaya dan pariwisata.
"Selain membahas isu-isu bilateral, kedua kepala negara juga membahas isu-isu regional dan internasional yang menjadi perhatian bersama," kata Sudi Silalahi .
Selama kunjungan kenegaraan di Vietnam, Presiden Yudhoyono telah dijadwalkan bertemu dengan Ketua Majelis Negara Vietnam, Sekretaris Partai Komunis Vietnam, Perdana Menteri Vietnam, serta Ketua "Vietnam-Indonesia Friendship Association".
Seusai melakukan kunjungan kenegaraan ke Vietnam, Presiden Yudhoyono kemudian akan mengikuti rangkaian pertemuan puncak ke-17 ASEAN, 28-30 Oktober.
Pada pertemuan puncak tersebut akan dilakukan serah terima jabatan ketua bergilir ASEAN dari Vietnam kepada Indonesia. Presiden dijadwalkan kembali ke Tanah Air pada 31 Oktober.
Kepemimpinan
Menurut Wetan Songa kehadiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditengah-tengah korban bencana gempa bumi di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat serta letusan Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta secara politik mungkin saja tidak terlalu berdampak lebih.
Tetapi dari aspek kepemimpinan dan kemanusiaan, sikap dan keputusan Presiden patut dipuji dan sambutan yang positif dari semua pihak, karena kedua bencama alam itu telah menelan korban nyawa mencapai ratusan orang.
Sebelumnya, Selasa malam, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno dalam rapat koordinasi penanggulangan bencana gempa dan tsunami Kabupaten Mentawai di Padang, mengatakan 112 orang tewas, 502 hilang, dan 4.000 kepala keluarga mengungsi.
Sementara itu, menurut Humas Rumah Sakit (RS) Dr Sardjito Yogyakarta Heru Trisno Nugroho, hingga Rabu pukul 10.50 WIB, jumlah korban letusan Gunung Merapi mencapai 25 orang dan luka bakar 15 orang, termasuk satu jenazah yang diduga Mbah Maridjan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Sleman Mafirindati mengatakan semua korban tewas ditemukan saat tim evakuasi melakukan penyisiran di desa terdekat gunung teraktif di Indonesia itu.
Menurut dia, semua korban tewas itu ditemukan di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman oleh tim evakuasi.
"Semua korban tewas saat ini sudah berada di Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta untuk diidentifikasi," katanya.
Presiden dijadwalkan langsung menuju Mentawai, Sumatera, untuk selanjutnya memantau kondisi di Mentawai, lalu ke Sleman Yogyakarta untuk menemui para korban letusan gunung merapi.

Tidak ada komentar: