Merapi Keluarkan Wedhus Gembel

Sekitar pukul 06.10 WIB Gunung Merapi mengeluarkan awan panas (wedhus gembel) dengan jarak luncur mencapai 2 km ke arah hulu Sungai Gendol.
Munculnya awan panas akibat guguran material di kubah lava dengan suhu mencapai lebih dari 500 derajat celcius.

Gumpalan awan panas atau wedhus gembel terlihat dari Desa Balerante Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten Jawa Tengah yang meluncur ke arah selatan.
Luncuran awan panas yang sempat mengagetkan warga lereng selatan Merapi itu tidak menjangkau pemukiman karena terbawa angin ke arah barat.
Gumpalan awan panas yang disebut warga menyerupai bulu Wedhus Gembel itu meluncur ke arah selatan sehingga membuat panik warga yang di lereng selatan Merapi.





 
        Pukul 11.35 WIB, Wedhus Gembel Merapi Meluncur ke Arah Kali Krasak
  - Merapi masih terus bergolak. Jumat (29/10/2010) pukul 11.35 WIB, gunung paling aktif di Indonesia itu kembali memuntahkan awan panas.

Dari informasi yang diterima detikcom, muntahan awan panas itu terlihat jelas dari Jalan Kaliurang, Sleman Km 14. Awan panas bersuhu lebih dari 500 derajat itu menjadi tontonan warga.

"Tadi kelihatan jelas sekali," kata salah satu warga yang menonton peristiwa itu.

Hal itu dibenarkan Tongki, staf Basarnas yang berada di Posko Umbulharjo, Sleman. Guguran awan panas sepanjang 1,5 km meluncur kencang ke arah barat, atau Kali Krasak dan Kali Adem.

Bahkan hingga pukul 11.55 WIB, Seismograf masih terus berbunyi. "Ini menunjukkan kalau guguran material dan awan panas masih terjadi," kata Tongki kepada detikcom.

Tim Patroli segera menurunkan tim untuk menjaga agar tidak ada warga yang mendekat ke arah Merapi. Namun entah mengapa, masih saja ada warga yang nekat mendekati gunung yang sedang berbahaya itu.
 
 
 

Sejak Pagi, Terjadi 87 Kali Gempa Guguran di Merapi 
 
Otoritas pemantau Merapi mencatat kegempaan yang cukup tinggi di gunung paling aktif di Indonesia itu sejak pukul 06.00 WIB. Tercatat 87 kali gempa guguran di Gunung Merapi sejak pagi tadi. Gempa vulkanik juga terus terjadi.

"Gempa guguran mendominasi aktivitas Gunung Merapi, tercatat sebayak 87 kali. Gempa MP (multiphase) tercatat 53 kali, sedangkan gempa vulkanik sebanyak 16 kali," ujar Kepala Pusat Mitigasi Bencana Geologi, Surono, dalam laporan di situs ESDM, Jumat (29/10/2010). Laporan tersebut berdasarkan pemantauan hingga pukul 06.00 WIB.

Surono menambahkan, awan panas juga sempat muncul pada pukul 01.17 WIB selama tiga menit. Lalu pada pukul 06.10 WIB, awan panas juga muncul dengan jarak luncur mencapai 3,5 km ke arah Kali Gendol.

Sementara, cuaca di lokasi juga cukup cerah mulai pukul 00.00-06.00 WIB di pos Kaliurang. Lalu, di Pos Ngepos dilaporkan berkabut. "Asap solfatara dapat dipantau dari Pos Kaliurang berwarna putih dengan intensitas tipis dan tekanan lemah setinggi 50 meter mengarah ke selatan," lanjutnya.

Berdasarkan laporan tersebut, Surono menyimpulkan erupsi masih berlangsung. Sehingga status aktivitas Gunung Merapi ditetapkan pada tingkat Awas (level 4).

Dengan demikian, Surono tetap meminta agar warga tetap berada di daerah pengungsian. Khususnya yang bermukim di sekitar alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi sektor selatan, tenggara, dan barat daya dalam jarak 10 km dari puncak. Selain itu, warga di Kabupaten Sleman, Klaten dan Magelang, yang masih dalam jarak berbahaya juga diminta tetap di pengungsian.

"Masyarakat diminta tidak panik dan terpengaruh dengan isu yang beredar
mengatasnamakan instansi tertentu mengenai aktivitas Gunung Merapi dan tetap mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat yang selalu berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi," pesann

Tidak ada komentar: